Judul Buku : ILMU KOMUNIKASI
Penerbit : Dakwah Digital Press
Penulis : Yoyon Mudjiono
Tahun Terbit : 2007
PENGANTAR
Komunikasi begitu penting dalam kehidupan sosial manusia, sebab komunikasi adalah inti dari hubungan sosial yang dapat menghantarkan manusia pada tujuan – tujuan dan kebutuhan – kebutuhan hidupnya serta mampu membentuk adanya masyarakat beserta kebudayaannya.
“Komunikasi dimungkinkan oleh adanya masyarakat sedangkan masyarakat memiliki tumpuannya pada komunikasi (communication is mode possible by community, in turn community is based upon communication). Demikian ungkap Everett Kleijens dalam sebuah karangannya yang diterbitkan oleh Asia Mass Communication Research and Information)”[1]
Dalam komunikasi terdapat berbagai cara dan bentuk, diantaranya dapat dilakukan secara personal, intra personal, kelompok, antar kelompok, atau personal dengan kelompok. Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung, searah maupun timbal balik dan bentuknya dapat dengan media atau nirmedia, baik itu media massa maupun media biasa.
PENGERTIAN KOMUNIKASI DARI SEGI BAHASA DAN ISTILAH
Komunikasi sering dinamakan juga sebagai sistem informasi, yaitu segenap unsur yang saling berhubungan dan tidak dapat dipisahkan dalam upaya membuat, menerima dan memberikan sesuatu pada orang lain dengan maksud tertentu. Dalam ilmu komunikasi dikenal juga dengan istilah publisistik. Banyak perbedaan pendapat mengenai kedua istilah tersebut, perbedaan itu hanya pada aspek historis dan leksikon.
Istilah komunikasi atau dalam Bahasa Inggrisnya communication, berasal dari bahasa latin communicatio dan bersumber dari kata communis yang berarti: sama; sama disini maksudnya adalah: sama makna.[2]
Artinya ide atau lambang yang disampaikan sama dengan pikiran. Atau memindahkan gagasan melalui lambang – lambang yang dimengerti oleh orang lain, dengan tujuan agar orang lain memahami apa yang dimaksudkan.
Publisistik berasal dari bahasa Jerman Publizistik, yaitu yang berarti pengumuman atau mengumumkan. Dan asal dari bahasa Latin dari kata Publicare, yang berarti umum. Sedang dari bahasa Latin ini mempunyai kesan tersendiri atau mempunyai kesamaan dari bahasa Jerman Kuno yaitu Publuziro yang berarti juga mengumumkan. Dan Publisistik itu sendiri adalah kata benda yang berarti pengumuman.[3]
Publisistik merupakan pengungkapan ide yang ditunjukkan untuk umum lewat lambang – lambang yang mengandung arti.
Dengan demikian, dari segi bahasa antara publisistik dan komunikasi mempunyai perbedaan. Keduanya memiliki titik temu dalam bahasa Latin dari segi pengertiannya yaitu suatu pernyataan manusia yang bersifat umum dengan menggunakan lambang-lambang yang berarti, agar terjalin kesamaan maksud yang dituju.
Beberapa definisi komunikasi dan publisistik dari ahli komunikasi :
- HANS TRAUB
Publisistik adalah pengumuman, yaitu yang bersifat umum dan bertujuan untuk mempengaruhi jiwa dalam arti tertenru.
- EMIL DOVIFAT
Publisistik adalah usaha pendidikan dan bimbingan rohaniah yang ditinjau secara umum, untuk umum dan bertendens untuk memengaruhi orang – orang agar bertindak apa yang kita kehendaki.
- WHILLHEM BAUSE
Publisistik adalah pengumuman – pengumuman tertulis/berupa gambar – gambar, yang pertama – pertama secara terang-terangan mendukung suatu tenderns tertentu dan kedua dari rencana dengan maksdu untuk mempengaruhi umum dengan istilah itu bisa dimengerti dan dipahami oleh massa.
Dalam hal ini ada tiga macam :
a. Pengumuman tertulis yang berupa gambar, seperti surat kabar, majalah, buku-buku, dan sebagainya.
b. Mendukung Tendens tertentu, antara lain :
o Mendukung suatu apa yang dinyatakan.
o Tidak mendukung sesuatu yang telah dikeluarkan.
c. Untuk mempengaruhi umum, yaitu dengan adanya perbedaan ini maka orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu dan fugsinya adalah bersifat mendidik.
- B.G.G. A. STANNER
Yaitu yang dimaksud dengan komunikasi adalah tidak hanya sekedar menyampaikan informasi, tetapi juga memberi gagasan pula perasaan dan keterampilan.[4]
- CARL I. HOVLAND
Komunikasi adalah proses dimana seseorang menyampaikan perangsang yang berbentuk lambang-lambang dalam rangka untuk merubah perilaku seseorang atau orang lain.
- ADINEGORO
Publisistik adalah ilmu pernyataan antara manusia yang lebih aktual dan bertugas menyelidiki secara ilmiah untuk mempengaruhi, pernyataan itu sendiri mulanya ditimbulkan orang sampai tersiar dalam pers, radio, dan sebagainya serta akibarnya kepada si penerima pernyataan-pernyataan.
- HAGEMANN
- ONONG UCHJANA EFFENDI
SEJARAH KOMUNIKASI
1. Sejarah Publisistik/ Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan
Sejarah publisistik atau ilmu publisistik pertama kali muncul dengan nama Zaitungskude yang diajarkan pada Universtitas Bazel di Swiss, yakni pada tahun 1884 dengan tokohnya Karl Bucher, seorang ekonom dari madzhab historis di Jerman (1847-1930), Yang sangat berpengaruh sekali di lapangan kerjanya sebagai wartawan dan redaktur ekonomi pada surat kabar Frankfrutszaitung; namun selanjutnya ia bergerak di bidang pendidikan.
2. Sebagai suatu Gejala sosial
Pada dasarnya ilmu-ilmu sosial lainnya seperti ilmu politik, sebelum menjadi ilmu tersendiri, hanyalah suatu keahlian atau keterampilan, sehingga ilmu politik misalnya beberapa waktu sebelum menjadi ilmu dikenal sebagai “The Art Of Possible”.
Sejak dulu manusia mempunyai hasrat kebutuhan untuk menyampaikan segala perasaan dan pendapat, disamping ingin menyampaikan pada orang-orang tertentu. Dari sini unsur komunikasi sama dengan unsur menusia itu sendiri. Artinya setiap manusia dalam kedudukannya sebagai makhluk sosial membutuhkan informasi, lebih-lebih hal yang menarik dan menyangkut diri atau peristiwa yang terjadi pada masyarakat sekelilingnya.
Komunikasi memelihara dan menggerakkan kehidupan juga sebagai penggerak dan alat untuk mengembangkan aktifitas masyarakat dan peradaban. Komunikasi dapat merubah instink menjadi inspirasi melalui berbagai proses dan sistem untuk bertanya, memerintah dan mengawasi, dapat menciptakan suatu tempat penyimpanan ide bersama, memperkuat perasaan dan kebersamaan dengan tukar-menukar berita dan merubah pemikiran menjadi tindakan.
Komunikasi sebagai gejala sosial nampak nyata sekali, akan tetapi hal ini timbul persoalan, dari mana harus dimulai latar belakang sejarahnya.
[1] Harmoko, Komunikasi Sambung Rasa,cetakan 1, Sinar Harapan, Jakarta, hal 20
[2]Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Remaja Karya, Bandung, 1985, hal. 11
[3] Ton Kertopati, Dasar – dasar Publisistik, Jilid 1, Bina Aksara, Jakarta, 1981, hal. 11
[4] Onong Uchjana Effendi, Hubungan Masyarakat, Suatu Studi Komunikologis, Remaja Karya, Bandung, 1985, hal. 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar