Perilaku Kolektif
Menurut Bruce J Cohen (1992), perilaku kolektif (colective behaviour) adalah jenis perilaku yang relativ tidak tersusun,bersifat spontan,emosional dan tak terduga. Perilaku ini juga terjadi apabila cara - cara mengerjakan sesuatu yang telah dikukuhkan secara tradisional tidak lagi memadahi. Individu-individu yang terlibat dalam perilaku kolektif tanggap terhadap rangsangan tertentu yang mungkin datang dari orang lain atau peristiwa khusus.
Ciri - Ciri Perilaku Kolektif :
1. Perilaku yang dilakukan bersama oleh sejumlah orang.
2. Perilaku yang bersifat spontanitas dan tidak terstruktur.
3. Perilaku yang tidak bersifat rutin, dan
4. Perilaku yang merupakan tanggapan terhadap rangsangan tertentu.
Macam - Macam Perilaku Kolektif :
- Kerumunan (Crowd)
- MOB
- Panic
- Opini Publik
- Propoganda
Apa saja faktor penentu perilaku kolektif?
- Situasi sosial, situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.
- Ketegangan Struktural, adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
- menyebarkan suatu kepercayaan umum, berkembangnya isu-isu yang dapat menyinggung kelompok lain.
- faktor yang mendahului, yakni faktor - faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang dikandung masyarakat.
- Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak, perilaku kolektif akan terwujud apabila khalayak ramai dimobilisasikan oleh pemimpin .
Faktor Penentu Perilaku Kolektif
Perilaku kolektif bisa terjadi dimasyarakat mana saja, baik masyarakat yang sederhana maupun yang kompleks. Menurut teori Le Bon perilaku kolektif dapat ditentukan oleh 6 faktor berikut ini :
1) Situasi sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya pengaturan dalam instansi tertentu.
2) Ketegangan Struktural
Adanya perbedaan atau kesenjangan disuatu wilayah akan menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan bentrok ketidakpahaman.
3) Berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum.
Misalnya : berkembangnya isu-isu tentang pelcehan suatu agama atau penindasan suatu kelompok yang dapat menyinggung kelompok lain.
4) Faktor yang mendahului
Yakni faktor-faktor penunjang kecemasan dan kecurigaan yang dikandung masyarakat. Misalnya desas-desus isu kenaikan harga BBM, yang diperkuat dengan pencabutan subsidi BBM, hal ini dapat memicu kuat sekelompok orang untuk protes.
5) Mobilisasi perilaku oleh pemimpin untuk bertindak
Perilakukolektif akan terwujud apabila khalayak ramai dimobilisasikan oleh pimpinannya.
Berlangsungnya suatu pengendalian sosial merupakan hal penentu yang dapat menghampat, menunda bahkan mencegah ke 5 faktor di atas, misalnya pengendalian polisi dan aparat penegak hukum lainnya.
Bentuk Dan Contoh Perilaku Kolektif Dan Penyimpangannya
1) Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan itu tidak baik. Contoh penyimpangan kenakalan bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan geng yang suka buat onar, menggoda dan mengganggu cewek yang melintas, coret-coret tembok orang dan sebagainya.
2) Tawuran / Perkelahian Antar Kelompok
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Contoh tauran antar SMA 7 dengan anak SMA 6, tawuran penduduk berlan dan matraman, dan sebagainya.
3) Tindak Kejahatan Berkelompok / Komplotan
Kelompok jenis ini suka melakukan tindak kejahatan baik secara sembunyi-sembunyi maupun secara terbuka. Jenis menyimpangan ini bias bertindak sadis dalam melakukan tindakan kejahatannya dengan tidak segan melukai hingga membunuh korbannya. Contoh: Perampok, perompak, bajing loncat, penjajah, grup koruptor, sindikat curanmor dan lain-lain.
4) Penyimpangan Budaya
Penyimpangan kebudayaan adalah suatu bentuk ketidakmampuan seseorang menyerap budaya yang berlaku sehingga bertentangan dengan budaya yang ada di masyarakat.Contoh : merayakan hari-hari besar Negara lain di lingkungan tempat tinggal sekitar sendirian, syarat mas kawin yang tinggi, membuat batas atau hijab antara laki-laki dengan wanita pada acara resepsi pernikahan, dan sebagainya.